Elegi Duka Untuk Sang Mutiara Indah Bernama Gisca Putri Agustina Sahetapy

 

 

Oleh : MEGA SIMARMATA, Pemimpin Redaksi KATAKAMI.COM

DIMUAT JUGA DI KATAKAMIDOTCOM.WORDPRESS.COM & DI KATAKAMI.COM

Jakarta 11/6/2010 (KATAKAMI)  Perempuan bernama Gisca Putri Agustina Sahetapy, atau yang lebih dikenal dengan Gisca, putri semata wayang dari pasangan selebriti Indonesia Ray Sahetapy dan Dewi Yull.

Gisca yang sejak kecil dilahirkan tuna rungu, dididik dengan penuh kasih sayang oleh orangtuanya. Terlebih oleh sang ibu, yang bercerai dari aktor kawakan Ray Sahetapy tanggal 24 Agustus 2004.

Dewi, wanita cantik kelahiran Cirebon, 10 Mei 1961, bernama asli RA Dewi Pujiati.

Sedangkan Ray bernama asli Ferene Raymond Sahetapy, kelahiran Donggala Sulawesi Tengah, 1 Januari 1957, dikenal luas sebagai pasangan yang sangat harmonis. 

Perkawinan Ray dan Dewi yang terwujud tanpa restu orangtua dari pihak Dewi, lahirlah 4 orang anak yaitu empat orang anak, Gizca Puteri Agustina Sahetapy, Rama Putra, Panji Surya, dan Mohammad Raya Sahetapy.

Setelah bercerai dari Dewi, Ray menikah kembali dengan janda beranak dua yaitu Sri Respatini Kusumastuti (Iin).

Putri semata wayang Ray dan Dewi yaitu Gisca, memang dikenal sangat berbakat dalam hal melukis.

Inilah kebesaran dan mukjizat Tuhan, gadis muda yang wafat di usia 28 tahun ini memiliki talenta seni sangat menakjubkan di antara kondisi fisiknya yang sangat berkekurangan yaitu terlahir sebagai anak yang tuna rungu.

Gisca menikah dengan Doni Prastyo Kuntadi 15 Januari 2005 dan di karuniai seorang anak bernama Ramiza.

Sayang pernikahan ini tak bisa bertahan lama karena keduanya memutuskan bercerai tanggal 14 Juli 2008.

Tetapi di hari-hari terakhir hidupnya, Gisca (selain didampingi oleh ayah dan ibunya tercinta), juga didampingi oleh mantan suaminya, Doni.

“Saya menemani. Sempat menginap juga di sana (di rumah sakit-red),” ujar Doni saat ditemui di rumah duka Jl. Jagakarsa Raya 25, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (11/6/2010).
Sebelum dipanggil Yang Maha Kuasa, Gisca pun sempat menitipkan pesan pada Doni.

 

Doni mengaku ikhlas melepas kepergian mantan istrinya itu. Meski ia juga merasa sangat sedih karena Gisca meninggal tepat di hari ulang tahunnya.
“Berat tapi ini yang terbaik buat dia. Dia orangnya baik banget, dia yang terbaik,” ujar Doni.

 

Giska yang diakui oleh Dewi Yull sebagai “guru” dalam kehidupannya memang merupakan sumber inspirasi utama bagi seorang Dewi Yull.

Setelah dua hari terbaring di RSPAD Dr. Suyoto, Jakarta Selatan dan menjalani operasi Rabu (9/6/2010) untuk mengangkat penyakitnya, akhirnya Giska menghadap Sang Khalik pada Jumat dinihari (11/6/2010) jam 03.30 WIB.

“Telah meninggal dunia,saudari kita tercinta Gisca Putri Agustina Sahetapy pada hari Jumat 11 Juni 2010, pukul 03.30. Mohon doa nya agar semua amal ibadah beliau diterima oleh Allah Swt. Amien. Disemayamkan di rumah duka Jalan Jagakarsa no 25 Jakarta” Demikian pernyataan dari keluarga Dewi Yull, Jumat (11/6/2010).

Gisca adalah gadis berbakat yang memikat hati masyarakat Indonesia lewat keberadaannya yang tampil di balik bayang-bayang sang ibu.

Ia tumbuh sebagai anak cacat yang percaya diri, cerdas, cantik dan sangat pemberani.

Ia tumbuh sebagai perempuan yang memikat dan mempesona.

Lepas dari segala keterbatasan dan kesalahannya sebagai manusia, Gisca adalah mutiara yang memberikan cahaya sangat indah di hati sang bunda yang tentu sangat terluka takkala pernikahannya bersama Ray kandas berantakan.

Gisca adalah mutiara yang menjadi perekat ampuh yang menyatukan kembali hati sang bunda takkala mahligai rumah tangga yang dibina 23 tahun hancur berkeping-keping akibat lemparan batu-batu kerikil bernama poligami.

Dewi tak ingin di madu.

Dewi memutuskan untuk berpisah.

Dan Dewi, mendapatkan kekuatan tak tergantikan di saat-saat kehancuran perkawinan itu yaitu anak-anak yang ikut bersama dirinya.

Terutama Gisca, sang mutiara indah yang kini terlelap dalam tidur abadinya.

Ia wafat karena sakit peradangan otak.

Kita semua mengenang Gisca, tentu harus di sisi baiknya selama ini sebagai anak manusia.

Bayangkanlah betapa pedih kehidupannya sejak dilahirkan.

Terlahir sebagai anak yang cacat (tuna  rungu).

Dibesarkan puluhan tahun oleh ayah bunda yang menghujaninya dengan cinta nan indah tetapi ternyata perkawinan orangtuanya harus kandas di tengah jalan.

Saat ia menemui kenyataan pahit tentang perceraian ayah ibunya, ia pun terpaksa harus menikah muda dan bercerai muda (juga).

FACEBOOK : GISCA PUTRI SAHETAPY 

Gisca yang polos ini, tentu akan mendapat ampunan yang indah dari Sang Khalik.

Gisca yang polos ini, tentu akan mendapat pintu surga yang terbuka bagi jejak “kakinya” yang terbang ke pangkuan Ilahi.

Gisca yang polos ini, tentu akan senantiasa ada didekat sang bunda tercinta dan bahkan lebih dimampukan menjadi “malaikat pelindung” yang penuh kasih bagi Dewi.

Gisca, tidurlah yang nyenyak.

Dan tersenyumlah dalam tidur abadi di surga.

Kepolosanmu, kehebatanmu melukis, ekspresi wajahmu yang ceria jika berbicara dan semua perjalanan hidupmu yang terlukis di sketsa kehidupan dunia yang fana ini, melebur jadi satu dalam keabadian surga.

Tidurlah Gisca.

Engkau gadis muda yang sangat mengagumkan sekali.

Engkau gadis muda yang menyentuh hati kami dengan kisah kehidupanmu yang mengundang haru.

Engkau, mutiara indah yang pantas didoakan dan dikenang sepanjang masa.

Dan simaklah, sebuah puisi yang dimuat dalam BLOG milik GISCA.

Kemudian, setelah selesai nanti membaca puisi berjudul CINTA & KAWAN, kami muat juga sebuah tulisan yang tersimpan dalam BLOG milik GISCA dengan judul :  Inspiration of the day : Dimanakah bahagia?Keduanya ikut dimuat dalam tulisan ini, sebagai kenangan terhadap seorang anak manusia bernama Gisca Putri Agustina Sahetapy.

 

 

Puisi ini berjudul : “CINTA DAN KAWAN”  

Satu hari CINTA & KAWAN berjalan dalam
kampung…

Tiba-tiba CINTA terjatuh dalam
telaga…
Kenapa??
Kerena CINTA itu buta…
Lalu KAWAN pun ikut terjun dalam
telaga…
Kenapa??
Kerena… KAWAN akan buat apa saja demi
CINTA !!
Di dalam telaga CINTA hilang…
Kenapa??
Kerena… CINTA itu halus, mudah hilang
kalau tak dijaga, sukar dicari apa lagi
dalam telaga yang gelap…
Sedangkan KAWAN masih mencari-cari
dimana CINTA & terus menunggu..
Kenapa??
Karena … KAWAN itu sejati & akan
kekal sebagai KAWAN yang setia…

so, hargailah KAWAN kita ….

Walau kita punya couple , teman still
paling setia.
Walau kita punya harta banyak , teman
still paling berharga .

Kirim balik massage ini jika anda anggap saya sebagai teman selamanya.
Kirim ke semua teman anda dan lihat
brapa banyak teman yang care pd anda !!!!!!!!!!!!
frenz never break

 
 
 

Inspiration of the day : Dimanakah bahagia?  

Pendidikan, kepandaian formal, kehidupan modern terkadang tidak selalu menawarkan
kearifan untuk memperoleh, merasakan hidup yang bahagia.
Karena masih banyak yang beranggapan bahwa nilai kebahagiaan di ukur dengan kebendaan,
status sosial di lingkungannya. Seumpama, harus memiliki seperti yang dimiliki orang lain.
Terobsesi, mendambakan sesuatu yang tidak realistis; yang akhirnya malahan menjerumuskan
pada keadaan yang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.

Berapa banyak peladang, petani yang meninggalkan tanahnya. Mereka tergoda dan kemudian
berbondong-bondong ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuannya.
Tanah garapan, danau, situ diurug; berubah fungsi menjadi pabrik, pertokoan, perumahan; dibangun
atas nama kemajuan, tapi sekedar nafsu mencapai kebahagiaan yang mungkin sesaat dan semu.
Berapa banyak para cerdik pandai justru menyalahgunakan kepandaiannya demi mencapai ambisi,
mencari keuntungan pribadi semata.
Berapa banyak orang-orang kaya, pejabat yang tamak, serakah tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki,
sehingga masih tega mengambil yang bukan menjadi haknya.

Padahal, beberapa penggalan ayat di kitab suci menyatakan, Allah yang menurunkan air dari langit kemudian menumbuhkan tanaman untuk dapat dinikmati dengan tidak berlebih-lebihan. Allah yang menundukkan lautan agar dapat kita dapat mencari karuniaNya dan agar dapat kita bersyukur.Jadi tampaknya, menjalani hidup tidak berlebihan, pandai bersyukur adalah pintu menuju hidup bahagia.
Bukankah demikian?

***************
 

Saya pernah mendengar sebuah kisah bersayap. Kisah tentang orang-orang yang mendapatkan dan
memaknai kebahagiaan dengan cara yang sederhana.

Ada seorang kaya yang berpendidikan tinggi dan memiliki sederetan gelar akademis berlibur di sebuah desa. Lalu ia bersua dengan seorang penduduk yang sedang memancing.Orang kota itu terheran-heran, karena setelah mendapat seekor ikan yang besar si penduduk segera
pulang.
Orang kaya itu pun kemudian mengamati apa yang dilakukan oleh penduduk dengan tangkapan ikannya.
Dengan menu seekor ikan besar, si penduduk kemudian bersantap bersama keluarganya.
Setelah selesai makan ia beranjangsana ke tetangga, ia main catur kemudian sore harinya ia pergi bersama anaknya, tetangganya ke surau desa, mengaji, menimba ilmu kehidupan dan bersilaturahmi.
 

Begitu runtut pola kehidupannya; hampir setiap hari. 

Orang kota ini begitu penasaran, melihat di sungai begitu banyak jenis ikan-ikan besar berlimpah ruah.
Mengapa mereka tidak menangkap ikan yang lebih banyak?
” Buat apa?” jawab si penduduk.” Ikan tangkapan yang banyak di jual dan uangnya bisa di belikan jaring yang besar,” saran orang kota.” Buat apa membeli jaring yang besar?”” Agar cepat memperoleh ikan yang lebih banyak lagi, kemudian dijual dan bisa membeli perahu,”” Lalu buat apa jika sudah punya perahu?” tanya penduduk itu lagi.Orang kota yang terpelajar dan kaya itu tercekat tak bisa menjawab.Melihat orang kota yang diam termangu, si penduduk kemudian melanjutkan bicaranya.” Bukankah pada akhirnya supaya kita bisa makan ikan bersama keluarga, setelahnya kita masih punya
waktu bercengkerama bersama keluarga, bersilaturahmi dengan tetangga, dan mengaji di surau?”