Lebaran Bersama BHD, Cucu Kapolri Bertanya, “Abah, Apa Sih Artinya Menghilang Misterius ?”

EKSKLUSIF


Jakarta 11/9/2010 (KATAKAMI) — Di hari pertama lebaran, KATAKAMI.COM berkunjung rumah dinas Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri (BHD) di Jalan Pattimura Jakarta Selatan.

Selama 4 jam, lebaran di hari pertama Idul Fitri (Jumat, 10 September 2010) kemarin terasa sangat hangat dan penuh suasana kekeluargaan. Walaupun memang, pengamanan di rumah dinas Tri Brata 1 ini dibuat sistem “satu pintu” yaitu semua tamu datang dan keluar dari pintu samping yang dijaga ketat.

Di hari pertama lebaran, tamu-tamu yang datang sebagian besar adalah keluarga dari pihak Jenderal BHD dan juga dari pihak sang isteri, Nani Bambang Hendarso Danuri. Kapolri BHD mengenakan baju berwarna abu-abu. Sedangkan sang isteri tercinta mengenakan kebaya berwarna ungu.

“Selamat lebaran, Pak Kapolri. Mohon maaf lahir batin” demikian yang disampaikan KATAKAMI.COM diawal perjumpaan dengan Jenderal BHD sambil berjabatan tangan.

“Terimakasih. Mohon maaf lahir batin juga” jawab Jenderal BHD.

“Sakit apa waktu itu Pak Kapolri, beritanya kok ramai sekali di semua media massa ?” tanya KATAKAMI.COM

Jenderal BHD langsung tersenyum seraya berkata, “Ah tidak, saya baik-baik saja”.

 

Foto : Keluarga BHD menerima kunjungan Komisi III DPR saat hendak menjadi Kapolri (Oktober 2008)

 

 

 

KATAKAMI.COM lantas menghampiri Ny. Nani Bambang Hendarso Danuri untuk saling berjabatan tangan.

Suasana lebaran di hari pertama di rumah dinas Kapolri ini tidak pernah sepi dari tamu-tamu yang terus mengalir tanpa henti.

Walaupun pengamanan dibuat ketat dengan menerapkan sistem satu pintu, para penjaga tetap mempersilahkan serombongan ibu-ibu dari Indonesia Timur untuk bersilahturahmi kepada Keluarga Kapolri.

Kapolri BHD memang tampak lebih kurus tetapi secara keseluruhan kondisi kesehatannya sudah sangat prima.

Ny. Nani Bambang Hendarso Danuri menceritakan perihal sakit suaminya yang sempat menimbulkan kontroversi di media massa bahwa Kapolri menghilang secara misterius selama beberapa hari.

Pemberitaan yang simpang siur di media massa sempat terbaca juga oleh cucu pertamanya (Kapolri mempunyai 2 orang cucu perempuan bernama Alia dan Reyna).

“Cucu saya Alia yang masih berumur 6 tahun pernah membaca koran yang judulnya besar-besar yaitu Kapolri menghilang secara misterius. Lalu cucu saya tanya ke Abahnya (kakek, red) … Abah, apa sih artinya menghilang misterius ? Kok Abah dibilang menghilang misterius. Kalau om om di koran mau ketemu Abah, datang aja ke rumah. Abahku kan ada di rumah. Ini nih … lagi tiduran diatas tempat tidur” demikian dituturkan Ny. Nani Bambang Hendarso Danuri kepada KATAKAMI.COM.

Ny. Nani Bambang Hendarso Danuri melanjutkan lagi bahwa pada kesempatan lainnya, sang cucu yang berambut ikal sepundak ini pernah juga membaca pemberitaan lainnya di surat kabar.

“Tuh cucu saya, pernah juga baca berita lainnya. Kapolri tidak masuk kerja. Cucu saya bilang begini, kasihan ya Abahku … lagi sakit tapi dimarah-marahi orang melulu” lanjut Ny. Nani Bambang Hendarso Danuri menirukan perkataan sang cucu.

Perempuan Sunda yang merupakan cinta pertama dari Jenderal Bambang Hendarso Danuri inipun mengatakan bahwa baru kali itu suaminya sakit lumayan serius.

“Bapak itu sakit vertigo. Jadi sepanjang kondisinya masih sakit, Bapak ada dirumah. Tidur di kamar karena kondisinya lemah. Saya, anak-anak, cucu-cucu, yang menemani Bapak sepanjang sakit. Prof. dr. Jusuf Miscbah yang menangani sakitnya Bapak. Itupun karena direkomendasikan Bapak Taufiq Kiemas. Pak Taufiq yang berbaik hati memberitahu bahwa sakitnya Bapak sebaiknya ditangani juga oleh Prof. dr. Jusuf Miscbah karena termasuk dalam tim dokter kepresidenan. Dan akhirnya kan sembuh.” kata Ny Nani Bambang Hendarso Danuri.

Sementara itu di lain kesempatan, Susi adik perempuan dari Kapolri BHD yang ikut hadir dalam acara open house di rumah Kapolri menceritakan bahwa dirinya juga ikut mendampingi sang kakak saat terbaring sakit dirumah.

“Saya kan juga datang ke rumah ini untuk menemani Mas Hen (Kapolri BHD, red). Jadi saya tahu bahwa kakak saya memang sakit. Yang bikin hati saya sedih, ada tabloid yang menuliskan fitnah bahwa Kapolri menghilang karena pergi untuk urusan pribadi yang tidak jelas. Urusan pribadi apa ? Kakak saya dirumah ini sepanjang sakit. Aneh ya, kadang-kadang ada media yang seenaknya saja menuliskan berita yang tidak dikonfirmasikan terlebih dahulu kebenarannya” kata Susi.

 

Foto : Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri

 

Ny. Nani Bambang Hendarso Danuri mempunyai penilaian yang khusus mengenai kepribadian sang suami

“Bapak itu sabar sekali orangnya. Saya yang lebih cuek. Dulu kami pertama kali berkenalan saat masih SMP. Bapak sudah senang sama saya sejak di SMP dulu. Tapi kami baru sepakat menjalin hubungan setelah Bapak lulus dari Akademi Kepolisian (BHD lulusan Akpol tahun 1974, red). Bapak itu orangnya sangat rumahan. Dia pintar main organ. Jadi kalau sudah dirumah, ya saya ini yang disuruh Bapak menemani. Boss … Boss … temani gue dong. Kadang-kadang kalau kami sedang guyon, Bapak memanggil saya Boss. Dia yang main organ, saya yang disuruh nyanyi” kata Ny Nani sambil tersenyum.

Isteri Kapolri ini juga menceritakan bahwa pernah satu kali saat sang suami bertugas keluar kota, Kapolri BHD menelepon sang isteri untuk berkomunikasi.

“Waktu itu Bapak di Medan, saya ditelepon. Saya bilang, Pak … cuacanya lagi buruk. Hujan terus di Jakarta. Bagaimana di Medan ? Kalau cuacanya buruk, jangan terbang dulu ya. Eh, suami saya malah menyahut begini … Mama ternyata sayang juga ya sama aku ? Ya iyalah, dimana-mana isteri pasti sayang sama suaminya. Saya tahu, Bapak becanda waktu itu untuk godain saya. Tapi kami memang sering becanda kalau dirumah. Saya yang suka iseng. Kalau misalnya Bapak pulang kantor, saya sengaja sembunyi karena saya tahu Bapak pasti nyari. Mama … Mama … Honey .. Honey … keluar dong. Saya jawab dari tempat persembunyian saya … tuh si Hani ada sama isterinya. Hahaha. Anak kami yang pertama kan namanya Hani” lanjut Ny Nani Bambang Hendarso Danuri sambil tertawa menceritakan kehangatan dalam keluarganya.

Dan menjelang berakhirnya masa tugas sang suami sebagai Kapolri pada bulan Oktober mendatang, Ny. Nani Bambang Hendarso Danuri punya pendapat tersendiri.

“Jabatan itu kan amanah. Bapak legowo melepaskan jabatannya nanti. Waktu sholat ied, saya malah sudah bilang sama Bu Yusuf ( isteri Wakapolri Komjen Jusuf Manggabarani, red) bahwa ini sholat terakhir kami bersama Keluarga Besar Polri. Kalau nanti sholat lagi pada Hari Raya Idul Adha, Bapak kan sudah bukan Kapolri lagi. Kami menyerahkan segala keputusan itu kepada Bapak Presiden” kata Ny Nani Bambang Hendarso Danuri.

 

Foto : Kapolri BHD (kiri) bersama Presiden SBY & Wapres Boediono

Begitulah suasana lebaran di hari pertama di rumah dinas Kapolri Bambang Hendarso Danuri.

Di hadapan sang isteri, anak-anak, menantu, cucu dan semua tamu yang hadir, Kapolri membuktikan kepiawaiannya bernyanyi dengan suara merdu. Sekaligus membuktikan bahwa tidak benar dirinya “menghilang secara misterius” seperti yang pernah ditanyakan sang cucu yang bernama Alia saat membaca salah satu pemberitaan di surat kabar.

“Abah, apa sih artinya menghilang misterius ?”

Dan memang suasana lebaran itu menjadi lebih istimewa karena Kapolri bersedia menyanyikan sebuah lagu yang berjudul “When You Tell Me That You Love Me”.

And baby …
Everytime you touch me
I become a hero
Ill make you safe
No matter where you are
And bring you
Everything you ask for
Nothing is above me
Im shining like a candle in the dark
When you tell me that you love me

Dan disaat semua hadirin bertepuk tangan meriah di penghujung nyanyian romantis yang dinyanyikan itu, Jenderal BHD tersenyum dan menatap mesra pada sang isteri.

Hangatnya suasana dalam keluarga yang terlihat dan terasa sangat nyata, tak akan mungkin membuat seseorang mau atau bisa menghilang secara misterius sebab keluarga yang bahagia adalah fondasi yang sangat kokoh untuk membuat ketegaran diri menjadi lebih teruji.

Dan memang benar, jabatan itu adalah sebuah amanah.

Bisa datang dan pergi, kapan saja, dimana saja, sesuai petunjuk atasan.

Yang tak boleh datang dan pergi sesuka hati alias harus terus dipertahankan adalah kehangatan dalam keluarga yang sudah dibangun secara sangat baik.

Seperti kehangatan yang menyentuh hati dalam Keluarga Jenderal BHD …

Siap, sekali lagi selamat lebaran pak Kapolri !

 

(MS)