Selamat Datang Timur Pradopo Dan Terimakasih Jenderal BHD

Komjen Timur Pradopo (kiri) dan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri

Dimuat juga di KATAKAMIDOTCOM.WORDPRESS.COM

Lebaran Bersama BHD, Cucu Kapolri Bertanya, “Abah, Apa Sih Artinya Menghilang Misterius ?”

SBY Cukup Ajukan 1 Nama Calon Kapolri, Jusuf Mangga, Oegroseno Atau Timur Pradopo ?


Jakarta 5/10/2010 (KATAKAMI) — Mengejutkan. Itulah kata yang paling tepat menyikapi masuknya nama Komisaris Jenderal Timur Pradopo menjadi calon tunggal Kepala Kepolisian Indonesia (Kapolri) yang diajukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada hari Senin (4/10/2010).

Timur Pradopo saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam).Ia dilantik secara mendadak Senin ( 4/10/2010) kemarin di Ruang Rupatama Mabes Polri menggantikan Komjen Imam Hariyatna.

Dua nama yang diusulkan secara resmi oleh Mabes Polri kepada Presiden SBY untuk menjadi calon Kapolri adalah Komjen. Nanan Soekarna dan Komjen. Imam Sudjarwo akhirnya kandas dan tumbang seketika dari bursa panas calon Kapolri.

Sempat beredar rumors tentang masuknya nama Kabareskrim Komjen. Ito Sumardi ke dalam bursa calon Kapolri.

Namun perkembangan yang terjadi ternyata sangat cepat perubahannya.

Komentar miring bermunculan tentang pencalonan Komjen Timur Pradopo.

Diantaranya disebut pencalonan ini merusak MERIT SYSTEM di kalangan Mabes Polri.

Lalu Presiden dianggap mencalonkan perwira tinggi karbitan.

Apa bedanya Komjen Imam Sudjarwo dengan Komjen Timur Pradopo ?

Walaupun nama Imam Sudjarwo yang diusulkan secara resmi oleh Mabes Polri kepada Presiden SBY tetapi dari segi angkatan Timur jauh lebih senior dari Imam.

https://i0.wp.com/yustisi.com/wp-content/woo_custom/2560-Timur-Pradopo.jpg

Foto : Komjen Timur Pradopo

Timur dari Angkatan 1978.

Dan Imam dari Angkatan 1980.

Dan siapa bilang Nanan Soekarna jauh lebih berpengalaman dari Timur Pradopo ?

Salah besar penilaian semacam itu !

Timur telah membuktikan kemampuannya memimpin dua wilayah secara baik yaitu sebagai Kapolda Jawa Barat dan Kapolda Metro Jaya.

Kelas atau tingkatan Polda Metro Jaya bisa dibilang lebih tinggi tingkatannya dibandingkan Polda-Polda yang ada di wilayah lainnya di Indonesia.

Penunjukan Timur Pradopo juga dituding karena faktor kedekatan dengan Presiden SBY.

Kedekatan dari sisi mana ?

Ketika nama Imam Sudjarwo yang diusulkan oleh Mabes Polri, tiba-tiba ada pihak tertentu yang menghembuskan rumors sangat tidak bertanggung-jawab bahwa Imam adalah kerabat dari Keluarga Besar Presiden SBY.

Rumors itu sendiri sudah dibantah oleh Kalangan Istana Kepresidenan.

https://i0.wp.com/www.matanews.com/wp-content/uploads/sby114.jpg

Foto :  Presiden SBY


Lalu ketika nama Timur Pradopo yang masuk ke bursa calon Kapolri, ia juga dituding mendapatkan “keberuntungan” ini karena faktor kedekatan dengan Presiden SBY.

Dari segi Angkatan saja, SBY dan Timur sudah sangat jauh bedanya.

SBY dari Angkatan 1973.

Sedangkan Timur dari Angkatan 1978.

Kedekatan itu dihubung-hubungkan dengan “kebersamaan” SBY bersama sejumlah polisi saat mereka bersama-sama ditugaskan mewakili Indonesia dalam Pasukan Perdamaian ke Bosnia Herzegovina beberapa tahun yang sangat silam di era Orde Baru.

Tapi tak cuma Timur Pradopo yang menjadi utusan Mabes Polri untuk bergabung dalam pasukan perdamaian itu.

Terdapat nama lain yang ikut dalam penugasan itu mewakili POLRI yaitu Wahyono ( saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen & Keamanan dengan pangkat Komjen), Kabareskrim Komjen. Ito Sumardi dan Mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji.

Timur Pradopo tak perlu berkecil hati dengan tudingan sinis tentang faktor kedekatannya dengan Presiden SBY.

Ia harus bisa menjelaskan rumors itu di hadapan Komisi III DPR-RI yang akan mengadakan uji kepatutan dan kelayakan atau FIT AND PROPER TEST yang akan digelar beberapa hari mendatang kepada dirinya.

http://kabarnet.files.wordpress.com/2009/09/panglima2.jpg?w=600

Foto : Marsekal Djoko Suyanto (kiri) dan Jenderal Sutanto (keduanya rekan seangkatan SBY)


Timur harus merujuk pada pengalaman Marsekal Djoko Suyanto saat ia menjalani uji kepatutan dan kelayakan di hadapan Komisi I DPR-RI saat hendak diangkat menjadi Panglima TNI beberapa tahun silam.

Ketika itu, salah satu pertanyaan yang diajukan anggota Dewan adalah rumors tentang kedekatan Djoko Suyanto dengan Presiden SBY.

Dengan sangat tenang, Djoko mengatakan bahwa ia memang teman seangkatan Presiden SBY.

Djoko memberikan penjelasan tentang hal ihwal perkenalan dan kedekatannya dengan Presiden SBY.

Tidak ada yang istimewa tetapi mereka memang saling mengenal.

Kalau misalnya DPR mau mengkritik kedekatan Presiden SBY dengan sejumlah perwira tinggi, maka yang sangat cocok untuk dikritik adalah kuatnya kekerabatan dengan sesama Angkatan 1973 yang merupakan Angkatan Presiden SBY,

Sempat ada kelakar yang berbunyi AKBP atau Angkatan Bapak Presiden.

Pada periode Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I itulah, AKBP atau Angkatan Bapak Presiden (1973) menguasai semua lini di bidang pertahanan dan keamanan di Indonesia.

https://i0.wp.com/i.okezone.com/content/2010/04/06/339/319703/quhdDYgzCX.jpg

Foto : Presiden SBY


Presiden SBY sebagai Kepala Negara.

Marsekal Djoko Suyanto sebagai Panglima TNI.

Kapolri Jenderal Sutanto sebagai Kapolri.

Kepala Staf  TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Slamet Subianto.

Kepala Staf  TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Herman Prayitno.

Inilah era kejayaan Angkatan 1973.

Tapi itupun tidak ada salahnya.

Sah sah saja bagi seorang Kepala Negara untuk memberikan kepercayaan kepada perwira tinggi di kalangan TNI / Polri untuk menempati pos pos strategis.

Presiden memiliki HAK PREROGATIF.

Ia boleh menunjuk siapa saja untuk menjadi pembantunya.

Seorang presiden tidak akan pernah menunjuk seseorang yang dirasanya akan sangat sulit dan bisa memberikan ketidak-nyamanan jika diangkat sebagai salah seorang pembantu presiden.

Faktor kepercayaan sangat penting dan mutlak untuk didapatkan oleh siapapun yang dipercaya untuk menjadi pembantu presiden.

Presiden SBY samasekali tidak merusak MERIT SYSTEM di tubuh Polri.

(DOKUMENTASI FOTO 22 Februari 2001) Presiden Abdurrahman Wahid dan Wapres Megawati Soekarnoputri di Lanud halim Perdanakusuma Jakarta


Bandingkan dengan era Presiden KH. Abdurrahman Wahid yang pernah menaikkan pangkat seorang perwira tinggi 2 tingkat sekaligus dalam sehari agar bisa menjadi Kapolri.

Ini pernah terjadi !

Lalu bandingkan dengan era Presiden Megawati Soekarnoputri yang pernah membatalkan Keputusan Presiden (Keppres) dari presiden sebelumnya yang memecat atau memberhentikan seorang Kapolri.

Seorang Kapolri yang sudah diberhentikan, diangkat kembali oleh Presiden Megawati.

Lalu dalam hitungan waktu yang tidak terlalu lama, diberhentikan kembali karena akan diangkat Kapolri baru yang benar-benar baru.

Inilah pertama kali dalam sejarah, ada Kapolri yang sudah diberhentikan, bisa diangkat kembali menduduki jabatan sebelumnya.

Presiden Megawati dalam masa pemerintahannya juga pernah menampik nama-nama calon Kapolri yang diusulkan secara resmi oleh Mabes Polri.

Akhirnya Mabes Polri memberikan alternatif baru kepada Presiden Megawati yaitu mengusulkan nama Dai Bachtiar.

Akhirnya nama Dai Bachtiar yang dipilih Megawati untuk menjadi Kapolri.

Atas nama HAK PREROGATIF, para mantan presiden Indonesia masing-masing memiliki “kebijakan istimewa” menyangkut penunjukan seorang Kapolri.

Jadi, tidak ada yang salah pada kebijakan yang diambil oleh Presiden SBY menyangkut penunjukan nama Komjen. Timur Pradopo sebagai calon tunggal Kapolri.

SBY terlihat betul mendapatkan masukan yang sangat konkrit tentang kapan ia harus mengajukan nama calon Kapolri.

Jenderal Bambang Hendarso Danuri akan resmi memasuki masa pensiun per tanggal 1 November 2010.

Banyak media massa (nasional) yang salah dalam memberitakan masa pensiun Jenderal BHD.

http://katakamidotcom.files.wordpress.com/2010/04/kapolri.jpg

Foto : Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri


Jenderal BHD memang akan berulang tahun tanggal 10 Oktober nanti.

Tetapi, secara ADMINISTRASI, masa pensiun itu akan efektif per tanggal 1 bulan berikutnya.

Itulah sebabnya dalam surat yang dikirimkan Presiden SBY kepada Ketua DPR-RI, dicantumkan bahwa mengacu pada akan berakhirnya masa tugas Jenderal Bambang Hendarso Danuri pada tanggal 31 Oktober 2010.

Jenderal BHD MASIH TETAP sebagai perwira tinggi Polri yang aktif sampai dengan tanggal 31 Oktober 2010.

Jadi bukan tanggal 10 Oktober Jenderal BHD pensiun.

Sekali lagi, Jenderal BHD akan resmi pensiun per tanggal 1 November 2010.

Kini, semua pihak diharapkan mau memberikan dukungan kepada pencalonan Komjen. Timur Pradopo agar proses SUKSESI di tubuh Polri berjalan dengan sangat baik.

Proses uji kepatutan dan kelayakan ( FIT AND PROPER TEST ) di DPR, semoga berjalan dengan sangat baik dan tidak mendapat hambatan apapun.

Berikanlah kesempatan dan kepercayaan kepada Komjen Timur Pradopo bahwa ia akan mampu melanjutkan reformasi di tubuh Polri dan mendatangkan perbaikan disana-sini yang memang dibutuhkan oleh institusi Polri.

Komjen. Timur Pradopo harus menjaga jarak dengan semua parpol.

http://katakamidotcom.files.wordpress.com/2010/02/mabes-polri1.jpg

Ia harus sama dekat dan sama jauhnya dengan semua partai politik.

Sebab seorang Kapolri tidak boleh terlibat dalam politik praktis.

Timur Pradopo bukan perwira tinggi karbitan.

Ia polisi yang senior.

Ia sudah pernah memegang 2 wilayah dalam rekam jejaknya.

Sehingga diharapkan kepercayaan sangat penting menjadi seorang KAPOLRI, akan dilaksanakan oleh Timur Pradopo dengan sebaik-baiknya.

Banyak hal positif yang sudah dilakukan oleh Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri sehingga Timur Pradopo wajib melanjutkan semua hal yang sudah baik.

Tetapi, berbagai kekurangan dalam masa kepemimpinan Jenderal BHD dalam institusi Polri, harus bisa diperbaiki oleh Timur Pradopo.

Mabes Polri juga harus solid dan tak lagi berkubu-kubu didalam internalnya.

Ingatlah pesan Presiden SBY bahwa dalam penanganan terorisme, Mabes Polri harus bisa dan harus mau bekerjasama dengan TNI ( dan Badan Intelijen Negara tentunya ).

Ingatlah juga pesan Presiden SBY bahwa hendaklah perwira tinggi Polri jangan ada  (lagi) yang sibuk bermanuver kesana-kemari hanya untuk mendapatkan posisi atau kedudukan yang lebih tinggi.

Seorang Presiden, tentu mendapatkan informasi dan laporan yang sangat cepat dan akurat.

Selamat datang, Jenderal Timur Pradopo.

Selamat menjalani semua proses yang wajib dilalui di parlemen untuk melangkah menjadi Tri Brata 1.

Rangkullah nama-nama lain yang gagal terpilih sebagai calon Kapolri agar jangan ada rasa sakit hati atau dendam yang tak pada tempatnya.

Dan terimakasih untuk Jenderal BHD yang sebentar lagi akan memasuki masa purna bhakti.

Terimakasih sebab Jenderal sudah melakukan yang terbaik untuk Bangsa, Negara dan rakyat Indonesia.

BHD pasti akan tetap dipercaya oleh Presiden SBY untuk menempati pos-pos penting dalam pemerintahan.

Misalnya mengisi salah satu posisi MENTERI pada saat dilakukan perombakan kabinet menjelang akhir bulan Oktober ini.

Atau dipertimbangkan menjadi DUTA BESAR INDONESIA untuk Kerajaan Malaysia menggantikan Jenderal Dai Bachtiar yang sudah terbilang cukup lama menempati pos penting tersebut.

https://i0.wp.com/dover9.com/wp-content/uploads/2010/04/polri-Logo.png

BHD pantas untuk menggantikan Dai sebab pos Duta Besar RI di Malaysia biasanya memang diisi oleh para Mantan Kapolri.

Atau di negara sahabat lain yang selama ini sudah menjalin kerjasama sangat baik dengan Indonesia yaitu kerjasama POLICE TO POLICE.

Dan lebih pantas lagi dipertimbangkan untuk mengisi salah satu pos strategis di kabinet pada saat RESUFFLE nanti.

Suksesi di tubuh Polri harus didukung semua pihak agar tidak terhambat atau tersandung oleh hal-hal yang tidak semestinya terjadi.

Timur Pradopo adalah pilihan Presiden yang diyakini mampu membawa Polri ke arah yang jauh lebih baik.

Asal diberi kesempatan dan kepercayaan, Timur pasti mampu.

Dan Timur Pradopo tidak boleh mengecewakan rakyat Indonesia.

Terlalu berat dan terlalu mahal harganya kalau kesempatan dan kepercayaan itu disia-siakan.

Sekali lagi, SIAP, selamat datang (calon) KAPOLRI BARU !

(MS)