Menyanyikan “Symphony Yang Indah” Untuk Obama & Netanyahu

http://joelchernoff.files.wordpress.com/2009/05/president-obama-and-pm-netanyahu-meet.jpg

WWW.KATAKAMI.COM

(KATAKAMI)  Mari membayangkan tentang indahnya perdamaian yang mudah-mudahan bisa tercapai antara Israel dan Palestina.

Tak ada lagi nyanyian peluru.

Tak ada lagi melodi-melodi yang menggelegar lewat dentuman-dentuman ledakan akibat tarian roket.

Tak ada lagi darah, luka, tangis dan nyawa yang saling menyusul antar anak manusia di kedua negara.

Sambil membayangkan tentang peluang perdamaian itu, latar belakang lagu yang sepertinya paling pas untuk menjadi musik pengiring adalah lagu SYMPHONY YANG INDAH.

Lagu yang indah.

Lagu yang menyentuh hati.

Lagu yang membangkitkan semua rasa yang penuh dengan nada-nada penuh romansa cinta.

Barangkali banyak pihak yang frustasi atas buntunya proses perdamaian itu.

Dan tak perlu saling menyalahkan.

Baik Palestina dan Israel, sama-sama tak perlu lagi saling menyalahkan atau mencari kelemahan masing-masing pihak.

https://i0.wp.com/cache.daylife.com/imageserve/0csybIWh0q9fO/610x.jpg

Foto : Utusan Khusus AS George Mitchell & PM Benjamin Netanyahu (Yerusalem, 23 April 2010)


Statements by PM Netanyahu and Senator George Mitchell at the Start of their Meeting

Usul Netanyahu: Negara Palestina dengan Perbatasan Sementara


Hari Jumat (25/4/2010) ini, Utusan Khusus AS George Mitchell telah bertemu dengan para pemimpin Israel dan Palestina untuk mencari kemungkinan terbaik dibangunnya kembali perundingan damai antara kedua pihak yang bertikai.

Tentu kedatangan Mitchell tersebut adalah atas perintah dari Presiden AS Barack Hussein Obama.

Bisa jadi ini adalah tindak lanjut Presiden Obama untuk membuktikan kesungguhan dan keseriusannya mendukung terciptanya perdamaian antara Palestina dan Israel.

Dan bisa jadi juga, ini adalah wujud dari ketulusan hati Obama untuk mengurangi tensi yang “agak memanas” antara Amerika dan Israel beberapa waktu belakangan ini.

Memang, peran Amerika tak bisa diabaikan untuk menjadi jembatan yang kokoh yang berkesinambungan dalam membantu Palestina dan Israel untuk bisa benar-benar berdamai.

Agak sulit memang.

Dalam pertemuannya dengan Utusan Khusus AS George Mitchell, PM Netanyahu menegaskan kembali bahwa Israel tidak akan menghentikan pembangunan perumahan bagi warga Yahudi di Yerusalem Timur.

Sementara Mithcell, menyampaikan pesan yang sangat amat penting dari GEDUNG PUTIH agar apapun juga permasalahannya maka Palestian dan Israel harus kembali ke “meja perundingan”.

https://i0.wp.com/cache.daylife.com/imageserve/0cmNgCXeiC3z5/610x.jpg

Foto : Utusan Khusus AS George Mitchell & Presiden Simon Peres (23 April 2010)

Tak gampang membuat Palestina dan Israel untuk sungguh-sungguh mau mengurangi ego mereka masing-masing.

Di atas kertas, barangkali terlalu banyak tuntutan yang dimuntahkan kepada pihak Israel.

Harus begini, harus begitu, tidak boleh begini dan tidak boleh begitu.

Selama ini, terkesan memang Israel yang sangat dipojokkan.

Bagaimana perundingan bisa berlangsung dengan sukses dan sangat mulus mencapai hasil yang di harapkan jika salah satu pihak yang bertikai di pojokkan secara berlebihan ?

Dan bagaimana mungkin, Israel bisa didorong untuk menjadi lebih “lentur dan fleksibel” dalam menjalani perundingan demi perundingan jika seorang prajuritnya yang ditawan oleh HAMAS sejak bulan Juni 2006 masih tetap ditawan sampai detik ini ?

Dan bagaimana mungkin Israel bisa dipaksa untuk menghentikan rencana pembangunan perumahan bagi warganya di wilayah Yerusalem Timur jika semua pihak ramai-ramai memaksa mereka menghentikan pembangunan perumahan itu (tanpa sedikitpun mencoba untuk mencari alternatif lain untuk menjadi jalan tengah terbaik) ?

https://i0.wp.com/cache.daylife.com/imageserve/08YBg3c8Be0Fy/610x.jpg

Foto : George Mitchell & Mahmoud Abbas

Apakah mungkin memaksa Israel melepaskan wilayah Yerusalem yang bagi mereka sangat fundamental untuk dpertahankan (terlebih jika merujuk pada sejarah agama Kristiani ?

Utusan Khusus AS George Mitchell akan sangat sia-sia datang ke Palestina dan Israel jika kedatangan itu tak membawa terobosan baru seputar membangun kembali perundingan-perundingan damai antara Palestina dan Israel.

Pasti, pasti ada jalan tengah yang bisa diambil untuk ditawarkan kepada Palestina dan Israel.

Palestina dan Israel harus sama-sama menunjukkan kesungguhan berunding secara dewasa dan bertanggung-jawab.

Agar perundingan itu jangan cuma ajang sia-sia yang hanya menghabiskan waktu dan tenaga.

Palestina juga jangan terlalu “manja” kepada pihak AS atau dunia internasional (setelah mengetahui bahwa tampaknya posisi Israel memang sedang sangat terpojok).

Semua faktor yang bisa menjadi ganjalan dan penghambat, pulihkanlah dulu agar tak ada penghalang dalam menjalin perundingan.

Yang terpenting, lepaskan dulu prajurit Gilad Schalit yang sudah 4 tahn ditawan oleh HAMAS.

Jika penawanan ini yang menjadi pemicu kemarahan dan amukan Israel, janganlah pula hal ini terus menerus menjadi amunisi untuk membangkitkan murka Israel. Jangan juga menuding-nuding muka Israel tentang kejahatan-kejahatan perang agar perundingan itu bisa menghadirkan atmosfir yang bersahabat.

Peperangan memang akan selalu berisi kejahatan kemanusiaan.

Tak cuma perang di Jalur Gaza yang pantas disebut kejahatan kemanusiaan.

Perang di Irak dan Afghanistan, jauh lebih lama kurun waktunya dibandingkan perang di Jalur Gaza yang terjadi kurang dari 3 minggu.

Cobalah hitung sudah berapa tahun dan sudah berapa banyak korban yang berjatuhan pada Perang Afghanistan selama 8 tahun terakhir ini dan Perang di Irak selama 7 tahun terakhir ini ?

https://i0.wp.com/cache.daylife.com/imageserve/0g6pbfYfOM1Br/610x.jpg

Foto : Presiden Barack Obama

Untunglah kini, Amerika dipimpin oleh seorang Presiden yang benar-benar sangat berkomitmen tinggi untuk mengakhiri semua bentuk peperangan yang sangat panjang dan penuh kejahatan kemanusiaan sejak diciptakan oleh pendahulu Obama.

Obama kini datang untuk mengakhiri semua bentuk peperangan yang sangat memusingkan kepala, menghabiskan anggaran Amerika dan menelan korban yang tidak sedikit.

Belum saja, ada hitung-hitungan dari Perserikatan Bangsa Bangsa atau dunia internasional yang mendesak agar di kalkulasikan berapa jumlah korban dan kerugian secara menyeluruh dalam Perang di Irak dan Afghanistan.

Dan sekali lagi, disitulah peran Obama sangat dibutuhkan untuk memulihkan semua itu.

Peran Obama juga sangat dibutuhkan dalam mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.

Obama pasti mau membuka hatinya untuk melakukan apa saja yang bisa membuat perdamaian itu terlaksana.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dinilai sangat berbelit-belit dan tidak konsisten dalam mewujudkan perdamaian antara Israel dan Palestina.

Sekarang saatnya, PM Netanyahu menunjukkan kepada semua pihak bahwa penilaian yang seperti itu salah besar.

https://i0.wp.com/cache.daylife.com/imageserve/0anx1iM1QG6DO/x610.jpg

Foto : Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu


Bibi – panggilan PM Netanyahu – harus lebih menahan diri dan mengurangi sikap kerasnya sepanjang proses damai ini hendak diwujudkan.

Bibi tak boleh lagi membuat semua pihak frustasi atas berputar-putarnya proses perdamaian ini sehingga tidak kunjung menghasilkan sesuatu yang sifatnya NYATA.

Barangkali analisa yang paling tepat mengenai sosok Bibi (Netanyahu) adalah ia sungguh mau berdamai.

Tetapi ia tak ingin urusan “domestik” negaranya direcoki oleh banyak pihak secara sumbang.

Pemimpin model Bibi adalah pemimpin yang memang paling tepat dibutuhkan rakyat Israel.

Ia sangat “all out” dalam melindungi dan mengamankan kepentingan bangsa, negara dan rakyatnya.

Ia tak segan untuk mengecam, melawan dan menentang siapapun jika berani-berani menghalangi, mengancam atau merugikan Israel.

Tapi Bibi tak boleh lupa, Israel hidup tidak sendirian di muka bumi ini.

https://i0.wp.com/cache.daylife.com/imageserve/0e2Pda8cC8gcr/x610.jpg

Foto : Benjamin Netanyahu & Simon Peres (19 April 2010)

Israel harus mau dan harus bisa hidup berdampingan secara damai dengan negara-negara tetangga dan dunia internasional.

Suka atau tidak suka, Bibi harus sangat membuka diri untuk menyelaraskan kepentingan Israel dengan seruan-seruan dunia internasional.

Dan itulah gunanya perundingan.

Bicarakanlah secara utuh, apa saja yang perlu dibicarakan lewat perundingan-perundingan yang sifatnya sangat konstruktif.

Bicarakanlah secara utuh, apa saja yang bisa menjadi solusi atau jalan tengah.

Yang terpenting adalah mencari solusi atau jalan tengah yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak.

Semoga kedatangan Utusan Khusus AS George Mitchell kali ini, tidak sia-sia adanya.

Jangan datang sebagai juru penekan yang sangat sinisme kepada salah satu pihak.

Datang dan bicaralah sebagai juru damai yang sangat berkeadilan.

Sampaikanlah kepada Pihak Palestina, mau sampai kapan mereka menawan prajurit Gilad Schalit yang sudah 4 tahun ditawan secara tidak berperikemanusiaan ?

Dan sampaikanlah juga kepada Pihak Israel, jika memang tetap berpendirian keras membangun perumahan di Yerusalem Timur … apakah Israel siap memberikan kompensasi berupa uang ganti rugi misalnya dalam jumlah yang sangat amat besar untuk kepentingan rakyat Palestina ?

Mengapa tidak dibuka celah pembahasan yang berujung pada upaya mewajibkan Israel untuk membayar atau memberikan kompensasi uang dalam jumlah yang sekalian saja dibuat sangat besar (toh ini akan sangat berguna bagi rakyat Palestina).

Jadi, dalam menjalin perundingan yang berskala besar seperti ini, Amerika tak cuma datang dengan teori-teori yang cuma berujung pada kesia-siaan.

Jangan lagi menyodorkan daftar tuntutan yang disusun sangat matematis untuk dipaksakan kepada Israel agar menerima itu dengan sangat tunduk atau patuh tak bergeming.

https://i0.wp.com/nimg.sulekha.com/others/thumbnailfull/barack-obama-benjamin-netanyahu-mahmoud-abbas-2009-9-22-14-12-5.jpg

Foto : Presiden Obama diantara PM Netanyahu dan Presiden Mahmoud Abbas

Kini, Presiden Obama kembali berusaha menunjukkan niat baiknya untuk mendorong percepatan realisasi proses damai antara Israel dan Palestina.

Semoga usaha dan itikat baik Presiden Obama ini tidak mentok seperti yang lalu-lalu.

Situasinya saat ini, memang membuat semua pihak menjadi semakin berharap banyak pada 2 figur sentral yaitu Presiden Barack Obama dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Dan kepada kedua pemimpin yang sama-sama bertangan kidal ini, semua pihak memang seakan tak henti menyampaikan harapan yang sangat amat besar agar perdamaian itu diwujudkan secara “manis”.

Kepada kedua pemimpin ini pula, rasanya ingin kita nyanyikan SYMPHONY YANG INDAH agar hati mereka berdua sama-sama tersentuh tentang indahnya kehidupan jika tak ada lagi permusuhan, kebencian, kemarahan atau perang yang berkepanjangan.

https://i0.wp.com/www3.pictures.gi.zimbio.com/Obama+Netanyahu+Meet+White+House+-iFNXxHb4Hal.jpg

Foto : Presiden Obama dan PM Netanyahu

Sebab jika kekuasaan dan posisi sangat tinggi dari kedudukan mereka saat ini digunakan untuk mewujudkan perdamaian itu maka setiap detik dan menit yang akan berlalu akan diisi dengan KEDAMAIAN DEMI KEDAMAIAN.

Once Mekel-Symphony Yang Indah

Alun sebuah symphony
Kata hati disadari
Merasuk sukma kalbuku
Dalam hati ada satu
Manis lembut bisikanmu
Merdu lirih suaramu
Bagai pelita hidupku

Berkilauan bintang malam
Semilir angin pun sejuk
Seakan hidup mendatang
Dapat ku tempuh denganmu

Berpadunya dua insan
Symphony dan keindahan
Melahirkan kedamaian
Melahirkan kedamaian

Syair dan melodi
Kau bagai aroma penghapus pilu
Gelora di hati
Bak mentari kau sejukkan hatiku

Burung-burung pun bernyanyi
Bunga-bunga pun tersenyum
Melihat kau hibur hatiku
Hatiku mekar kembali
Terhibur symphony
Pasti hidupku ‘kan bahagia

(MS)