Jangan Biarkan Penawanan Atas Prajurit Gilad Schalit Menjadi Keabadian

DIMUAT JUGA DI WWW.KATAKAMI.COM

Clarification by PM Netanyahu regarding Gilad Schalit Simon Peres: Israel should ‘pay any price’ for Gilad Schalit

Gaza airstrikes: why neither Israel nor Palestine wants to fight (With Photos)


(KATAKAMI 7/4/2010 ) Mari kita lupakan sejenak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan semua anggota kabinetnya.

Mari juga kita lupakan sejenak, rencana pembangunan perumahan pihak Pemerintah Israel untuk dihuni oleh warga Yahudi di JERUSALEM TIMUR.

Ada satu hal yang jauh lebih penting untuk dibicarakan tetapi tetap berkaitan dengan Israel.

Ada seorang anak manusia bernama Gilad Schalit memerlukan uluran tangan dan belas kasihan dari semua pihak (terutama dari Pihak Palestina & Hamas).

Gilad adalah prajurit Israel yang ditangkap oleh prajurit Hamas di jalur Gaza dan langsung ditawan hidup-hidup dari mulai tanggal 25 Juni 2006.

Sampai saat ini ia dikabarkan masih hidup tetapi tetap dalam pengasingan dan penawanan yang sangat misterius.

Gilad adalah anak muda yang dilahirkan tanggal 28 Agustus 1986.

Jalan hidupnya masih sangat panjang tetapi nyaris selama 4 tahun terakhir ini ia disekap dan ditawan bagaikan pesakitan oleh pihak Hamas.

Tak ada samasekali terdengar belas kasihan, atensi atau inisiatif dari Perserikatan Bangsa Bangsa dan Negara-Negara Barat – terutama dari AMERIKA SERIKAT – untuk menjembatani masalah penawanan Gilad agar anak muda yang malang ini dilepas.

Cobalah kita mendengarkan dan menggunakan suara hati untuk mencermati masalah ini.

Adilkah penyekapan dan penawanan yang berkepanjangan selama hampir 4 tahun terakhir ini ?

Hak hidup yang dikaruniai oleh Tuhan kepada seorang anak manusia bernama Gilad dibuat diantara terombang-ambing di tepi garis tipis antara hidup dan mati.

Hak hidup yang dikaruniai oleh Tuhan kepada seorang anak manusia bernama Gilad dibuat menjadi sangat tidak berarti sehingga pihak pelaku penyekapan ini mengganggap merekalah yang paling berhak menentukan kapan prajurit Gilad bisa tetap hidup atau kapan bisa dimatikan.

Kabar dari Gilad memang ada yaitu yang pertama adalah sepucuk surat yang dikirimkan 3 bulan setelah Gilad ditangkap.

http://melchettmike.files.wordpress.com/2009/03/gilad-shalits-father-noam3.jpg?w=510

Photo : Noan Schalit (ayah dari Gilad Schalit)

Surat yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada bulan September 2006 itu bertuliskan :

“Dear mother, father, siblings and friends. I send you greetings. My health is deteriorating from day to day.

It is especially hard for me emotionally and I have been very depressed. I am waiting for this intolerable nightmare in which I find myself to end, so that I can be freed from this closed and lonely prison, particularly given that my 20th birthday has passed.

I had hoped we would celebrate it together.

I am appealing to the government, particularly Prime Minister Ehud Olmert and Defense Minister Amir Peretz, to do everything in their power to release me as quickly as possible. It gets harder for me with every day that passes.

So they should meet the demands of the mujahadeen who kidnapped me out of my tank.

I hope you will do everything so that I can celebrate Rosh Hashana and Succot at home.”

Photo : Prajurit Gilad Schalit


Lalu pada bulan Juni 2007, rekaman suaranya dikirimkan dan dipublikasikan Pihak Hamas yang isinya bisa didengarkan melalui link URL ini :

Rekaman suara Gilad itu isinya adalah :

http://www.habanim.org/shalit.mp3

‘I am the soldier Gilad, son of Noam Shalit, who was captured by Izz el-Din al-Qassam. Mom and Dad, sister and brother, my friends in the IDF. I send you my love and I miss you all. It has been a whole year in prison, and still my health is deteriorating.

I am in need of prolonged hospitalization.

I am sorry for the Israeli government’s and IDF’s lack of interest in me and their rejection of the demands of Izz el-Din al-Qassam [the Hamas armed wing]. It is clear that they must accept their demands if they want me to be released from prison, especially since I was part of a military operation under military instruction and not a drug dealer.

And just as I have parents, a mother and a father, the Palestinian prisoners also have mothers and fathers – and their children must be returned to them. I have great confidence in my government that they will focus more on my issue and accept the demands of my captors.  Corporal Gilad Shalit.’

Photo : Prajurit Gilad Schalit

Kemudian ada sepucuk surat yang pernah dikirimkan Gilad pada bulan Juni 2008 yang isinya sebagai berikut :

Dear Family,

I miss you a lot. It has been two long and difficult years since we were separated and I was forced to live in captivity.

I am still suffering from physical and mental difficulties, including depression, which are part of this lifestyle.

Like in my previous letters, I do hope your physical and mental health has not deteriorated since you started living away from me.

I am dreaming of the day of my release and am looking forward to seeing you again. I hope this day will come soon, but I know it’s not up to me or you.

I call upon the government to continue negotiating my release and refrain from focusing their efforts on releasing the soldiers in Lebanon.

Miss you,
Gilad.

https://i0.wp.com/www.brushthis.com/wp-content/uploads/2009/06/free-gilad-shalit.jpg


Setiap negara di muka bumi ini memiliki perangkat militernya masing-masing. Termasuk juga Amerika Serikat sebagai negara adidaya yang harus sangat diakui kekuatannya.

Bayangkan, jika seorang prajuritnya ditawan selama bertahun-tahun seperti ini ?

Apakah akan didiamkan saja ?

Perseteruan panjang antara Israel dan Palestina – sebenarnya lebih tepat jika dipersempit perseteruan itu antara Israel dan Hamas – sampai kapanpun akan membuat harapan hidup bagi prajurit Gilad menjadi sia-sia.

Disinilah dibutuhkan kebaikan hati dari Pihak Ketiga.

Tidak adil jika situasi yang memanas antara Israel dan Palestina harus ditanggungkan menjadi beban yang sangat menyiksa bagi seorang anak manusia yang bernama Gilad ini.

Ia hanyalah seorang prajurit.

Ia hanyalah seorang anak remaja — sangat muda usianya ketika ditangkap, ditawan dan disekap dalam penawanan yang sangat panjang seperti ini –.

Lihatlah wajahnya, wajah seorang anak remaja yang sangat lugu.

https://i0.wp.com/media3.washingtonpost.com/wp-srv/photo/gallery/090930/GAL-09Sep30-2718/media/PHO-09Sep30-179998.jpg

Photo : Prajurit Gilad Schalit yang masih sangat mudah belia saat ditangkap, disekap dan ditawan Hamas

Bacalah kembali semua suratnya dan dengarkan suaranya, yang terus ia sampaikan hanyalah kerinduan demi kerinduan kepada orangtua dan keluarga.

Dan prajurit tak mengenal politik yang kerap kali menghalalkan segala cara.

Selama ini, semua pihak cenderung sangat semangat dan kencang sekali mencaci maki Israel jika terjadi kontak senjata.

Ya betul, ada hal yang perlu selalu diingatkan kepada Israel bahwa perang yang berkepanjangan akan menjauhkan semua upaya dan proses menuju perdamaian menjadi sia-sia.

Peta jalan menuju perdamaian akan menjadi sangat buntu dan gelap gulita.

Tetapi nasib seorang anak manusia bernama Gilad ini, mau sampai kapan dibiarkan terombang-ambing ?

Hidup segan, mati pun tak mau.

Dibuat hidup, tapi sengaja diambangkan agar rasanya hidup dalam kematian.

Tindakan penyekapan dan penawanan yang berkepanjangan ini adalah sebuah kejahatan kemanusiaan yang melanggar ketentuan internasional.

Janganlah kejahatan kemanusiaan ini dibenarkan dan dibiarkan.

Janganlah kejahatan kemanusiaan ini didiamkan dan dimenangkan.

Apa susahnya kalau Perserikatan Bangsa Bangsa atau Amerika Serikat – sebagai pihak yang paling berperan dalam upaya mendamaikan Israel dan Palestina selama ini – berbicara kepada Hamas.

https://i0.wp.com/cache.daylife.com/imageserve/0d2Mcr67pyaaC/610x.jpg

Photo : Aksi damai di Israel (2 April 2010) yang menuntut agar prajurit Gilad Schalit dibebaskan

Lepaskan prajurit Gilad.

Biarkan prajurit ini pulang ke rumahnya untuk bertemu dengan orangtua dan saudara-saudaranya.

Sia-sia jika ada yang paling keras menyuarakan bahwa pihaknyalah yang paling tahu dan paling berpengalaman soal hukum, demokrasi, hak asasi manusia dan kemanusiaan jika hal penyekapan dan penawanan semacam ini ditolerir sedemikian lama.

Presiden Barack Obama, Wakil Presiden Joe Biden atau Menteri Luar Menteri Amerika Hillary Clinton, boleh saja dan silahkan mengecam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas rencana pembangunan perumahan di Tepi Barat Israel.

PHOTOSTREAM : BIBI NETANYAHU IN WASHINGTON

Tetapi mereka semua ini lupa bahwa esensi dari peran nyata mewujudkan perdamaian itu jangan hanya teori dan basa-basi yang isinya hanya gertakan-gertakan kemarahan dan tindakan-tindakan sinisme terhadap Israel semata.

Apakah di mata Amerika, menyekap dan menawan seorang prajurit selama bertahun-tahun adalah sebuah tindakan kesatria yang patut di acungi jempol ?

Apakah di mata Perserikatan Bangsa Bangsa, hidup mati seorang anak manusia memang wajar jika diserahkan ke  tangan kelompok ekstrimis yang sadis ?

Dengarkanlah suara hati kita masing-masing, adilkah membiarkan dan mendiamkan seorang anak manusia yang membutuhkan pertolongan ini sengaja disiksa dan dibuat terombang ambing antara hidup dan mati ?

Tolong, tolonglah dia.

Bagi siapa saja yang masih mempunyai hati dan mempunyai kekuatan serta kekuasaan untuk melakukan negosiasi membebaskan prajurit Gilad.

Biarkan prajurit ini pulang setelah hampir 4 tahun non stop disiksa dan ditawan.

Mari kita menghargai satu nyawa manusia yang tak berdaya ini.

(MS)